"sebuah kerikil hanya akan membuat bayangan kerikil. anda tidak akan bisa membangun bayangan sebesar gunung bila anda tidak membangun sebuah gunung. kita, anda & saya, tidak akan mampu membangun reputasi yang baik dan besar tanpa lebih dahulu membangun sebuah pribadi yang berkualitas"
( salam super. mario teguh)

Kamis, 04 Februari 2010

Begadang Boleh Saja

Begadang Boleh Saja, Kalau Mau Kena Tukak Lambung
Ngobrol, main kartu sampai pagi, begadang, boleh saja sih. Itu silakan saja dilakukan, kalau ada artinya. Kalau tidak ada artinya, mending tidur daripada kena Tukak Lambung. Apa hubungannya?

Boleh saja bertemu kerabat, ngobrol ‘ngalor-ngidul’ sampai lupa waktu. Apalagi kesempatan ngariyung itu tak bisa dilakukan setiap hari, setahun sekali malah. Biasanya kita suka lupa waktu kalau sudah ngumpul dengan banyak orang. Hmmm…tidak ada yag melarang kok, tapi sekadar mengingatkan, urusan maag, pencernaan, dan lambung, jangan diabaikan. Mereka yang paling rentan dengan ‘perubahan mendadak’ yang Anda lakukan.

Kebiasaan orang Indonesia yang lebih suka menerka-nerka penyakit dan mengobati diri sendiri, menciptakan iklim dimana seseorang baru akan ke dokter jika penyakitnya sudah parah dan tubuh sudah tak bisa diajak kompromi. Kalau saja gejala itu sudah diketahui sejak awal, tentu penyakit tak perlu berlama-lama bersemayam dalam tubuh. Nah buat Anda yang sudah tahu ada penyakit di dalam tubuh, jangan diremehkan loh.

Banyak dari kita yang terkena Sindrom malabsorsi, akibat pola hidup dengan makan tidak seimbang. Sehingga proses penyerapan dan pencernaan makanan terganggu, karena sejumlah enzim untuk memecah bahan makanan itu tidak cukup. Sebagian bahan makanan yang masuk tubuh akan terbuang percuma. Sayang kan, sudah makan ‘berpiring-piring’ ternyata nggak ada yang jadi asupan gizi buat tubuh.

Kemudian juga ditemukan beberapa hasil penelitian yang dilansir di jurnal-jurnal ksehatan. Seperti misalnya, hasil penelitian oleh para dokter di University of Newcastle Inggris menyatakan, kerja malam, begadang atau berpergian jarak jauh yang membuat tubuh lelah serta kurang tidur, berisiko tinggi pada penyakit tukak pencernaan. Menurut para dokter, tukak pencernaan adalah jenis penyakit akibat luka terbuka pada dinding lambung atau usus dua belas jari. Tukak ini dapat timbul akibat faktor luar dan dalam.

Nah, hasil penelitian itu juga menyebutkan, ada faktor luar yang bisa memicu munculnya tukak lambung akut. Buat Anda yang sering mengkonsumsi obat-obatan, alkohol dan rokok atau kopi, peringatan pertamanya adalah, kurangi daripada kondisi internal tubuh Anda lebih parah.

Dalam riset itu, dijelaskan untuk wanita, minum kopi bisa mengurangi kesuburan. Yang menopause, kopi dalam jumlah banyak bisa mempercepat osteoporosis (keropos tulang). Pada dosis sedang, kafein mampu meningkatkan produksi asam lambung secara berkelanjutan. Ini bisa menaikkan kemungkinan serangan penyakit lambung. Maka penderita lemah lambung, jangan minum kopi.

Dengan bahasa yang sederhana, kopi bisa pula merangsang keluarnya asam lambung. Konsumsi kopi yang berlebihan membuat produksi asam lambung naik. Ini memperbesar risiko seseorang terkena penyakit lambung, tukak lambung, dan tukak usus halus. Padahal jujur saja, ketika begadang dan melek sampai pagi, apa teman yang paling afdol? Kopi dan kacang bukan.

Jika perut terasa nyeri, kembung, mual dan timbul perasaan tak nyaman di ulu hati, biasanya orang menganggap hal itu sebagai gejala penyakit maag. Namun, sudah minum obat maag banyak-banyak kok penyakitnya tak kunjung sembuh. Anda harus tahu dimana rasa nyeri itu muncul.

Menurut dokter Gastroenterologi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RS Cipto Mangunkusumo, Ari Fahrial Syam, ada beberapa rasa nyeri yang bisa terdekteksi menunjukkan penyakit apa. Mislanya nyeri di perut kanan atas, kemungkinan terkena radang kandung empedu, hepatitis, radang pankreas dan radang paru. Sedangkan nyeri di perut kiri atas kemungkinan terkena nyeri limpa, infeksi virus dan tukak lambung.

Jika nyeri di sekitar pusar, kemungkinan terkena sumbatan usus halus, aneurisma aorta, radang pankreas dan gejala awal usus buntu. Nyeri di perut tengah kiri atau kanan, kemungkinan terkena batu ginjal, radang usus besar atau kanker usus besar.

Kalau nyeri perutnya di perut bawah, lanjut dr Ari Fahrial, kemungkinan seseorang terkena usus buntu, usus besar, infeksi kandung kemih, kista ovarium, kehamilan ektopik, tumor usus hingga sindrom malabsorsi yang makin menggejala di masyarakat.

Perhatikan pola tidur Anda juga. Mentang-mentang banyak lawan main kartu, Anda tiba-tiba betah melek sampai pagi. Ada satu zat kimia TFF2 dalam usus yang bisa memperbaiki kerusakan jaringan. Nah, zat ini diproduksi ketika kita tidur. Karena itu, bila seseorang kekurangan tidur, maka akan menurunkan kadar zat tersebut sehingga mempertinggi kemungkinan mengidap tukak. Protein TFF2 meningkat 340 kali selama tidur. Protein ini mampu memperbaiki kerusakan dan mencegah terjadinya tukak pada alat pencernaan yang tidak dapat disembuhkan.

Nah, meminjam sebuah lirik lagu, “……begadang boleh saja, kalau ada artinya.” Kalau tidak artinya, ya mending tidur. Kalau pun toh ada artinya juga, Anda juga tak boleh semena-mena pada tubuh sendiri bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar